Friday, March 21, 2014

Cara menjawab pertanyaan wawancara kerja tentang “Berapa Gaji Yang Anda Harapkan?”

Pertanyaan wawancara kerja paling menjebak adalah mengenai besaran gaji, sekilas memang nampak mudah dijawab, tetapi tahukan Anda ketika jawaban yang kita berikan tidak tepat? Jawaban yang salah menimbulkan penilaian negatif terhadap diri kita, inilah salah satu penyebab banyak calon karyawan di tolak/ tidak lulus.

Pertanyaan tentang gaji saat tes wawancara kerja sangat lazim dan sering ditanyakan oleh interviewer. Untuk pertama kalinya saya pernah ditanyakan demikian saat wawancara kerja di sebuah lembaga pendidikan Bahasa Inggris di Lhokseumawe. Mulanya pertanyaan yang diajukan seingat saya seperti ini “Berapa besaran gaji Anda saat bekerja di perusahan sebelumnya?, Jika Anda kami beri gaji lima ratus ribu perbulannya apakah Anda mau?”. Atau Anda pernah ditanya “Jika Anda diterima bekerja di perusahaan ini berapa gaji yang Anda harapkan?” , saya juga masih bingung untuk menjawabnya karena pertanyaan ini baru pertama kali di ajukan selama beberapa kali mengikuti proses interview.

Baca juga: Cara jitu menjawab pertanyaan "Apa Kelemahan Anda" pada saat wawancara

Menghindari kesalahan saat negosiasi gaji


Setiap orang menyukai tawaran pekerjaan, namun hanya sedikit orang yang menyukai tahapan negosiasi gaji. Dengan penuh kekhawatiran Anda akan meminta terlalu banyak atau terlalu sedikit, interviewer akan menganggap rendah kualifikasi kita, atau tidak tahu bagaimana menilai tawaran mereka.

Sebenarnya negosiasi gaji tidak terlalu menyulitkan asal Anda mau menghindari beberapa kesalahan berikut ini:

1. Tidak siap

Pada kondisi tertentu hampir kebanyakan perusahaan bertanya mengenai besaran/kisaran gaji yang Anda cari. Mungkin pertanyaan ini muncul saat mereka pertama kali menelpon Anda, Jika Anda tidak siap menjawabnya interviwer menganggap kualifikasi Anda rendah.

2. Biarkan perusahaan menawarkan gaji berdasarkan gaji Anda sebelumnya

Tujuannya agar perusahaan bisa mencari tahu besaran gaji yang sesuai bagi Anda, usahakan agar pewawancara tidak mengetahui sejarah gaji Anda, jika tidak mampu untuk melakukannya beri alasan bahwa Anda mematok nilai rendah pada gaji sebelumnya karena Anda menaruh kepedulian besar pada pekerjaan yang sedang Anda lamar.

3. Berbohong tentang gaji sebelumnya

Kebanyakan pencari kerja mengatakan saat ini mendapat gaji lebih besar dari yang sebenarnya didapat. Cara seperti itu tidak akan membuat perusahaan memberi gaji yang lebih banyak, berhati-hatilah hal ini dapat menjadi bumerang karena perusahaan akan memverifikasi sejarah gaji Anda.

Carilah referensi besaran gaji Anda di website pencarian kerja seperti jobstreet.co.id dan sebagainya.

Baca juga: Daftar pertanyaan yang paling sering diajukan saat wawancara kerja

4. Bermain-main

Jika Anda menolak menjawab berapa besar gaji yang Anda inginkan bisa jadi perusahaan akan beralih ke kandidat berikutnya. Selama Anda ramah dan profesional, pihak perusahaan tidak akan menarik kembali tawaran pekerjaan hanya karena Anda menegosiasikan gaji.

5. Tidak mempertimbangkan faktor lain di luar gaji

Setiap kita memiliki standar tersendiri dan tidak akan mau menerima gaji kecil, tetapi kesalahan yang kerap dilakukan adalah karena tidak mempertimbangkan fasilitas di luar gaji, misalnya dana pensiun, asuransi kesehatan, dll. Bermacam tunjangan yang diberikan akan menghemat pos pengeluaran Anda.

Tips menjawab “berapa gaji yang Anda harapkan” bagi fresh graduate.

Bagi fresh graduate saya sarankan menjawab denga "mengenai gaji saya serahkan kepada perusahaan, karena saya yakin perusahaan memiliki standar gaji untuk karyawan yang sesuai dengan posisi, tugas serta tanggung jawabnya".

Dalam wawancara perusahaan mencari orang yang paling tepat atau paling mendekati sesuai ‘kebutuhan’ perusahaan. Selain disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan, penerimaan tenaga kerja juga disesuaikan dengan kemampuan perusahaan. Pembicaraan besaran gaji biasanya dilakukan di akhir wawancara. Di sini biasanya perusahaan akan menanyakan gaji yang diminta kandidat. Tapi bisa juga luput dari pertanyaan. Atau, justru itu trik untuk tidak ditanyakan akibat saking tertariknya atau sebaliknya, tidak tertarik pada kandidat.

Kita boleh saja bertanya langsung mengenai plafon perusahaan, kira-kira berapa imbalan yang akan diterimanya jika sudah bekerja. Dengan bahasa standar, pertanyaan tersebut bukan sesuatu yang mengejutkan bagi pewawancara. Jadi wajar saja menanyakan standardisasi gaji perusahaan. Justru dengan bertanya demikian, kandidat akan mudah mempertimbangkan nilai gaji yang diinginkan.

Kita harus punya kisaran gaji kira-kira berapa, dan bermainlah dalam kisaran tersebut. Jangan berspekulasi dan mencoba-coba menyampaikan permintaan gaji di atas atau di bawah. Ukur besarnya gaji yang diminta sesuai kemampuan kerja. Jangan sembarang menetapkan nilai, tapi sampaikan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan pribadi: kemampuan kerja, referensinya bagaimana, dengan memperbandingkan dari sejumlah informasi. Kita juga harus mempertimbangkan kebutuhan kita untuk transportasi dan uang makan. Berapa jumlah yang dibutuhkan di luar gaji pokok?

Saat ada panggilan wawancara, segera perhitungkan ongkos transportasi dan makan. Jangan sampai salah hitung hingga belakangan baru kaget gajinya terlalu kecil, lalu baru sebulan memilih mundur. Hal semacam ini tidak fair karena perusahaan mencari tenaga dengan harapan bisa mendapatkan tenaga kerja jangka panjang.

Baca juga: Pertanyaan wawancara kerja "Coba Ceritakan Tentang Diri Anda.!"

Tanyakan juga soal tunjangan yang bakal didapat selama bekerja. Misalkan, tunjangan kesehatan. Untuk permintaan tunjangan ini, kandidat berpengalaman kerja bisa bercermin dari perusahaan sebelumnya. Sebaliknya bagi yang belum perpengalaman, bisa tanya-tanya dulu soal poin-poin tunjangan yang biasanya diberikan perusahaan tersebut apa saja.

Perlu diingat dan dicamkan

Kandidat belum berpengalaman sebaiknya jangan menanyakan nilai gaji yang diminta. Fresh graduate tidak puya nilai jual. Sebesar apapun kompetensinya, tetap saja belum pernah diimplementasikan di dunia kerja. Belum pernah diketahui berapa besar kontribusinya di dunia kerja. Jadi jangan sampai menyampaikan nilai gaji yang dinginkan.

Lalu bagaimana jika ada pertanyaan berapa gaji yang diminta? “Jawab saja: Saya yakin perusahaan akan memberikan yang terbaik kepada saya ketika saya memberikan kontribusi terbaik pada perusahaan.

Tetapi biasanya di sini kandidat terjebak karena dipaksa menyebutkan nilai gaji. Di sinilah kandidat perlu mengetahui standardisasi gaji di daerah. Misalnya untuk lulusan SMA di Jabodetabek Rp 1,3 juta ke atas (sesuai UMP), D-3 Rp 1,5 juta ke atas, dan S-1 adalah Rp 1,8 juta ke atas.

Kandidat juga perlu memahami profile company perusahaan, karena ada perusahaan yang memang memberikan gaji tinggi dan ada yang memang standar gajinya kecil.

Sekarang bagaimana? apakah Anda sudah siap untuk menjawab pertanyaan yang akan diajukan oleh interviewer mengenai gaji? Saya yakin sekali pasti Anda sudah siap. Untuk itu saya akhiri saja artikel mngenai cara menjawab pertanyaan wawancara kerja mengenai gaji, semoga bermanfaat.

REKOMENDASI: Panduan Lulus Seleksi di Perbankan dan BUMN klik di sini...
 
Referensi: Superblogpedia dan Okezone

Thursday, March 6, 2014

Daftar istilah keren dalam dunia kerja yang sering dipakai saat tes psikotes

Daftar istilah keren dalam dunia kerja yang sering dipakai saat tes psikotes - Saat ini banyak sekali muncul istilah baru dalam media massa, buku, jurnal, bahkan didunia kerja sekalipun, yang mana istilah tersebut masih asing bagi kita.

Istilah tersebut sering disebut dengan "istilah intelek", yang sebenarnya merupakan istilah asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia, yaitu yang biasa disebut dengan kata serapan.

Bagi kalangan akademisi penggunaan istilah tersebut sudah menjadi kebiasaan sehari-hari, baik dalam bahasa lisan maupun tulisan.

Tak terkecuali pada saat tes kerja sekalipun banyak sekali  digunakan istilah ini pada saat tes psikotest. Dibawah ini ada beberapa istilah serapan yang saya dapat dari blog yang saya lupa namanya. Jika ada kesalahan, mohon dikoreksi.
Aliansi = persekutuan/perserikatan
Analogi = persamaan
Anomali = penyimpangan
Antologi = kumpulan karya tulis pilihan dr seorang atau beberapa orang pengarang
Attitude = sikap / perilaku
Budget = anggaran
Defensif = sikap pembelaan/sikap bertahan
Demagogi = penghasut yang pandai berpidato
Deviasi = penyimpangan
Dikotomi = pembagian dalam dua bagian
Distorsi = berubah/penyimpangan
Dogma = pokok ajaran (tentang kepercayaan dsb) yg harus diterima sbg hal yg benar dan baik, tidak boleh dibantah dan diragukan; keyakinan tertentu
Doktrin = ajaran
Efektif = berhasilguna
Efisien = tepatguna/berdayaguna
Eksekusi = pelaksanaan
Elektabilitas = kepemilihan
Elite = golongan atas/kaum atasan
Eskalasi = perluasan/peningkatan
Fundamental = bersifat dasar (pokok); mendasar
Fundamentalisme = paham yg cenderung untuk memperjuangkan sesuatu secara radikal
Hegemoni = menguasai/dominasi
Indikasi = petunjuk Indikator = penunjuk
Inovasi = pembaharuan
Insentif = bonus
Integritas = kejururan
Invansi = serbuan/penyerbuan
Justifikasi = pembenaran/dasar pembenaran
Kapabilitas = kemampuan/kecakapan
Kemampuan pedagogik = kemampuan mendidik
Kolega = teman sejawat (kata benda)
Kolegial = teman sejawat (kata sifat)
Kolektif = bersama-sama
Komparasi = perbandingan
Kompeten = mampu
Kompetensi = kemampuan
Komprehensif = luas/meliputi banyak hal/pemahaman
Konspirasi = kongkalikong/sekongkol/persekongkolan
Konstitusi = Undang-Undang
Kontinuitas = kelanjutan
Konvensi = rapat/persetujuan
Kredibel = sikap dapat dipercaya
Kredibilitas = kepercayaan
Kultur = budaya
Legalisasi = pengesahan/pengabsahan
Legitimasi = hak kekuasaan
Loyal = sikap sungguh-sungguh
Loyalitas = kesungguhan
Mekanisme = alat/cara
Ontologi = cabang ilmu filsafat yang berhubungan dengan hakikat hidup
Otoritas = wewenang
Otoriter = sewenang-wenang
Paradigma = cara berfikir
Plural = majemuk
Potensi afektif = potensi sikap
Potensi kognitif = potensi ilmu/pengetahuan
Prespektif = pandangan/sudut pandang
Prestise = gengsi
Preventif = pencegahan
Probabilitas = kemungkinan
Produktivitas = daya produksi
Prospek = harapan/kemungkinan
Qualified = memenuhi syarat
Ratifikasi = pengesahan
Recovery = pemulihan
Refleksi = pemikiran suatu hal
Region = wilayah (kata benda)
Regional = kewilayahan (kata sifat)
Regulasi = peraturan
Rekonsiliasi = perdamaian/perukunan kembali
Rekonsiliasi = perdamaian/perukunan kembali
Rekonstruksi = pembangunan kembali
Relasi = hubungan
Renovasi = pembaharuan kembali
Retorika = kepandaian berbicara
Skill = keterampilan
Solidaritas = kesetiakawanan
Soliditas = penguatan/pengukuhan
Spasial = keruangan
Stagnan = mandeg/jalan ditempat
Taklid buta = mengikuti tanpa tahu dalilnya
Teologi = pengetahuan tentang ketuhanan
Titik kulminasi = titik puncak
Titik nadir = titik terendah
Urban = kota
Urgensi = desakan
Dan masih banyak lagi istilah lainnya, jika Anda ingin menambahkan silahkan tambah melalui kotak komentar.

Baca juga artikel mengenai contoh soal psikotes masuk Bank dan BUMN terbaru, klik di sini...