Saturday, December 1, 2012

Soal psikotes klasifikasi dan mencocokkan gambar

Soal psikotes klasifikasi dan mencocokkan gambar  - Dari tiap-tiap soal psikotes gambar dibawah ini terdapat 5 macam gambar, tugas Anda hanya mencari urutan gambarnya lalu cari gambar manakah yang tidak sesuai dengan pola gambar-gambar lainnya. Selesaikanlah gambar-gambar dibawah ini.

Tes Klasifikasi dan tes mencocokkan gambar


Tes Klasifikasi dan tes mencocokkan gambar

Contoh psikotes gambar selengkapnya silahkan baca di sini...

Tips wawancara kerja

Tips wawancara kerja - Wawancara dalam tes psikologi (psikotes) sebenarnya satu paket dengan tes tertulisnya. Tes ini bertujuan mencari orang yang cocok dan pas, baik dari tingkat kecerdasan, serta sifat dan kepribadian. Istilah kerennya mendapatkan "the right man in the right place".

Dasar pemikiran lain kenapa perlu diadakan seleksi, yaitu adanya perbedaan potensi yang dimiliki setiap individu. Perbedaan itu akan menentukan pula perbedaan dalam pola pikir, tingkah laku, minat, serta pandangannya terhadap sesuatu. Kondisi itu juga akan berpengaruh terhadap hasil kerja. Bisa jadi suatu pekerjaan atau jabatan akan lebih berhasil bila dikerjakan oleh individu yang mempunyai bakat serta kemampuan seperti yang dituntut oleh persyaratan dari suatu pekerjaan atau jabatan itu sendiri. Ada beberapa tujuan spesifik dari wawancara psikologi.

ertama, observasi. Dalam hal ini calon kar-yawan dilihat dan dinilai. Mulai dari penampilan, sikap, cara menjawab pertanyaan, postur - terutama untuk pekerjaan yang memang membutuhkannya, seperti tentara, polisi, satpam, dan pramugari. Penilaian juga menyangkut bobot jawaban dan kelancaran dalam menjawab.

Demikian pula perilaku dan sikap-sikap yang akan muncul secara spontan bila berada dalam situasi yang baru dan mungkin menegangkan. Misalnya, mata berkedip-kedip atau memutar jari-jemari yang dilakukan tanpa sadar.

Dalam hal bobot jawaban, misalnya, si calon bisa dinilai apakah ia memberikan jawaban yang dangkal atau tidak, atau malah berbelit-belit. Jawaban berupa "Ingin naik pesawat" atau "Ingin ke luar negeri" merupakan contoh jawaban yang dinilai dangkal atas pertanyaan alasan menjadi pramugari.

Sedangkan kelancaran dalam menjawab biasanya dinilai dari berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh seorang calon karyawan untuk menjawab pertanyaan.

Dalam wawancara psikologi yang diperlukan sebenarnya jawaban spontan dan tidak mengada-ada. Misalnya, apabila ditanya alamat, sebut saja alamat kita. Tidak usah ditambah-tambahi atau malah berlagak sok pintar.

Tujuan berikutnya dalam tes wawancara adalah menggali data yang tidak didapatkan dari tes tertulis. Misalnya, apakah istri bekerja, anak bersekolah di mana, masih tinggal bersama orangtua atau tidak, serta apa judul skripsi dan berapa nilai yang didapat.

Yang tidak kalah penting dalam mempengaruhi penilaian adalah kecocokan data. Benarkah data yang ditulis oleh sang calon?

Atas dasar itu seorang psikolog sering melontarkan pertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman dan intelegensi si calon. Misalnya, calon mengaku berpendidikan S2, maka diajukan pertanyaan yang sesuai dengan tingkat pendidikan itu. Bila jawabannya kurang bermutu, dapat saja diambil kesimpulan bahwa calon memiliki intelegensi yang kurang atau dianggap tidak serius selama menjalani proses pendidikan.

Sering juga terjadi hasil tes tulis bagus, tapi hasil wawancaranya kurang meyakinkan. Hal ini bisa terjadi karena mungkin ia telah beberapa kali mengikuti psikotes atau pernah mengikuti bimbingan psikotes. Tes ulang dapat menjadi alat untuk mengatasi keraguan itu.

Dalam konteks di atas, tidaklah mungkin seorang calon membohongi psikolog. Riskan pula bila dia tidak menjawab dengan sebenarnya. Terbuka sudah kepribadiannya yang tidak jujur, padahal kejujuran merupakan prasyarat penting untuk perusahaan.

Pada wawancara untuk evaluasi karyawan atau promosi jabatan biasanya data curiculum vitae (CV) dari instansi atau perusahaan sudah diberikan semua dari Bagian Personalia.

Manfaat lain wawancara adalah melengkapi data yang terlupakan atau tidak tertulis secara lengkap. Misalnya, sudah pernah mengalami psikotes atau belum. Kalau sudah, berapa kali? Untuk apa? Lulus atau tidak? Mungkin juga minat ataupun gaji yang diinginkan. Yang terakhir, manfaat wawancara yaitu untuk membuat keputusan.

Dari hasil pemeriksaan psikologi tertulis dan wawancara, dibuatlah kesimpulan, apakah calon ini memenuhi syarat seperti job description yang diberikan oleh perusahaan atau tidak.

Terkadang ada psikotes yang tidak menggunakan wawancara. Semua itu tergantung tujuan pemeriksaan, ketersediaan data yang mungkin sudah lengkap, serta tidak begitu mensyaratkan penampilan atau postur. Misalnya, bila yang diperlukan operator komputer, yang penting dia bisa komputer dan inteligensinya cukup.

Mengapa gagal?
Banyak calon karyawan gagal dalam psikotes, termasuk di dalamnya wawancara. Mengapa?

Sesungguhnya, hasil pemeriksaan psikologi bersifat rahasia, dalam arti tidak setiap orang dapat menerjemahkan dalam bahasa sehari-hari. Jadi, yang berhak adalah psikolog yang berkompeten.

Hal itu berbeda dengan tes kesehatan, di mana jenis kegagalan dapat disebutkan dengan jelas dan biasanya dapat pula dilihat. Sementara hasil psikotes masih merupakan data kasar berupa angka-angka sehingga perlu dijelaskan dalam bahasa awam oleh psikolog, untuk dijadikan data kualitatif.

Pada dasarnya psikotes bukan ujian. Psikotes tidak mengukur prestasi melainkan potensi dasar setiap individu. Dalam tes prestasi ada materi yang dapat dipelajari, misalnya bahasa Inggris. Bila seseorang mendapat nilai B dalam pelajaran itu, berarti penguasaan materi Bahasa Inggrisnya baik.

Sedangkan psikotes mengukur potensi dasar yang dimiliki tiap individu. Seseorang yang memang pada dasarnya cerdas, dites seperti apa pun tetap akan baik hasilnya. Asalkan dia serius pada saat mengerjakan dan tidak terganggu konsentrasinya sehingga dapat bekerja secara optimal.

Untuk mengurangi risiko gagal, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan. Yang pertama, penampilan fisik. Perhatikan dengan saksama apalagi bila profesi yang akan dimasuki mensyaratkan penampilan menarik seperti pramugari, teller bank, atau sekretaris. Sedangkan tentara/polisi lebih menitik-beratkan pada postur ideal antara tinggi dan bobot badan, serta ada persyaratan minimal tinggi badan.

Perhatikan juga cara berpakaian, sebaiknya sesuaikan dengan situasi dan suasana. Misalnya, dalam wawancara untuk calon pramugari sebaiknya tidak mengenakan pakaian yang tidak selayaknya, seperti celana panjang berbahan jins. Atau menggunakan sepatu sandal, meskipun sedang mode.

Kerapian dan kesopanan berpakaian juga dipertimbangkan. Misalnya, tidak mengenakan kemeja yang lengan panjangnya dilipat, atau hanya mengenakan kaus, atau kemeja tidak dimasukkan.

Sikap pun memberikan nilai penting. Yang dimaksud dengan sikap ialah bagaimana si calon karyawan dapat menempatkan diri pada posisi yang tepat. Sebaiknya bersikap wajar saja, tidak dibuat-buat, tetapi juga tidak tegang atau gugup.

Selain itu, biasanya dinilai pula kesopanan yang sesuai dengan norma. Misalnya, tidak tampak menjilat, mengetuk pintu bila akan masuk ruangan, atau kalau belum dipersilakan duduk, ya, jangan duduk dulu. Dalam menjawab pertanyaan tidak bertele-tele, langsung pada inti masalah. Kemudian menjawab secara jujur, tidak perlu ditutup-tutupi. Misalnya, pernah tidak naik kelas atau pernah gagal pada tes di perusahaan lain.

Selain itu, dalam menjawab tidak usah menggurui, meskipun si calon sudah memiliki pendidikan yang cukup tinggi, pengalaman cukup banyak, atau dari segi usia lebih tua daripada si pewawancara.

Jangan pula menjawab dengan sombong, misalnya mengaku sebagai atlet yang sudah keliling ke banyak negara dan memiliki segudang prestasi. Bangga boleh-boleh saja, tetapi kalau hasil psikologi tertulisnya kurang baik, tetap saja tidak lulus.

Yang tidak kalah penting, tidak usah bertanya. Meski merasa optimistis dengan hasil tes tulis dan merasa bisa mengerjakan, calon tidak perlu bertanya mengenai hasilnya. Pada dasarnya wawancara adalah tes juga sehingga hal ini akan mempengaruhi penilaian. Selain itu, situasi yang dihadapi saat itu adalah situasi tes, bukan konsultasi psikologi. Pertimbangkan pula banyak calon lain yang menunggu.

Umumnya, untuk memperoleh informasi penting dari calon karyawan digunakan metode FACT, yaitu:

F: Feeling. Tentang apa yang dirasakan oleh orang itu. Ditanyakan minatnya, gambaran pekerjaan, apakah juga sudah terbayang.
A: Action. Mengenai tindakan-tindakan apa yang telah dilakukan.
C: Condition. Kondisi/situasi/keadaan di mana kejadian itu berlangsung.
T: Thinking. Mengenai apa yang dipikirkan atau yang diinginkan oleh orang pada saat itu.

Pemahaman yang lebih baik tentang wawancara psikologi akan membuat kita lebih mudah mempersiapkan diri menghadapi jenis wawancara ini. Yang pasti, wawancara psikologi tidak perlu ditakuti dan tidak bisa dibohongi.

REKOMENDASI: Panduan Lulus Seleksi di Perbankan dan BUMN klik di sini...
 

Rahasia Psikotes (2)

Rahasia Psikotes - Psikotes atau Tes Psikologi (Psychological Test) merupakan suatu hal yang dirasakan misterius bagi seorang calon pegawai. Sehingga mereka cenderung pasrah terhadap keberuntungan ketika berhadapan dengan psikotes. Banyak pertanyaan yang ada di kepala para calon pegawai seputar psikotes yang tidak pernah terjawab baik oleh perusahaan dia melamar maupun para ahli psikotes sendiri. Area abu-abu ini memang sengaja dibiarkan oleh psikolog untuk memudahkan pihak perusahan dalam melakukan justifikasi terhadap hasil psikotes para calon pegawai.

Background perguruan tinggi unggulan dari calon pegawai juga bukan faktor penentu lolos tidaknya mereka dari psikotes. Pada awalnya, saya juga mengalami kesulitan saat menghadapi tahap psikotes dalam proses reqruitment calon pegawai di awal-awal masa mencari pekerjaan, namun seiring dengan berjalannya waktu dan ‘jam terbang’ yang semakin tinggi, maka lama-kelamaan psikotes akhirnya bisa menjadi ‘sahabat’ saya dan saya pun selalu percaya diri ketika mengerjakannya, karena saya sudah yakin akan selalu lolos.

Pengalaman inilah yang ingin saya share kepada rekan-rekan para calon pegawai lain agar memudahkan mereka dalam melaluinya. Berikut ini adalah jawaban dari frequent ask question (FAQ) atau beberapa hal yang selalu menjadi pertanyaan para calon pegawai setiap kali menghadapi psikotes yang telah saya rangkum, berdasarkan pengalaman saya dalam mengikuti seleksi penerimaan pegawai, baik di perusahaan perbankan, perusahaan swasta nasional, ataupun perusahaan BUMN.

1. Apa saja jenis psikotes penerimaan pegawai? Pada umumnya ada 11 jenis tes dalam rangkaian tes psikotes, yaitu Logika Aritmatika, Logika Penalaran, Analog Verbal (baca: Soal Psikotes Analog Verbal : 40 Soal), Kreaplien/Pauli Test, Wartegg Test, Draw A Man Test (DAM Test), Army Alpha Intelegence Test, Baum Test (Tree Test/Menggambar Pohon), Edwards Personal Preference Shedulue (EPPS), Adkudag V, Pasangan & Deret Gambar.

2. Dari ke 11 model psikotes, mana yang paling berpengaruh/tinggi pointnya? Tidak ada skala prioritas pada model psikotes, semua memiliki bobot penilaian yang sama. Jadi alangkah baiknya jika Anda tidak ‘menganaktirikan’ atau ‘menganakemaskan’ model psikotes tertentu saat proses pengerjaannya.

3. Apakah psikotes bisa dipelajari? Tidak ada suatu hal yang tidak bisa dipelajari, termasuk psikotes. Mengapa? Karena soal psikotes dari tahun ke tahun adalah sama, dan setiap institusi menggunakan sumber yang sama, yaitu materi psikotes dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Anda hanya cukup meluangkan waktu sejenak untuk berlatih mengerjakannya dengan tepat (jika perlu dihapal). Memang, untuk model Kreaplien/Pauli Test dan Army Alpha Intelegence Test tidak bisa dihapal dan hanya bisa diukur pada saat tes berlangsung, karena faktor mental dan ketahanan konsentrasi dari peserta psikotes memegang peran penting dalam model psikotes ini.

4. Apakah psikotes mengenal Benar dan Salah? Untuk model psikotes tertentu seperti Logika Aritmatika, Logika Penalaran, Analog Verbal, Army Alpha Intelegence Test dan Adkudag V, dan Pasangan & Deret Gambar, Anda dituntut untuk menjawab dengan benar soal sebanyak-banyaknya. Namun, untuk model psikotes Kreaplien/Pauli Test, Wartegg Test, Draw A Man Test (DAM Test), dan Baum (Tree Test), tidak ada benar salah terhadap jawaban Anda. Yang ada hanyalah kesesuaian jawaban Anda (yang mencerminkan potensi Anda) dengan posisi/jabatan yang ditawarkan perusahaan.

5. Apa bedanya menjumlah dari bawah-atas dan atas-bawah pada Tes Kraeplien/Paulin? Tes Kreaplien/Paulin merupakan model psikotes yang terdiri atas deretan angka-angka, yang harus Anda jumlahkan dalam waktu tertentu. Secara teknis, karena background saya bukan sebagai tester atau sarjana psikologi, melainkan hanya peserta psikotes yang memiliki sedikit pengalaman dalam mengerjakan soal-soal psikotes, maka yang bisa saya share adalah usahakan untuk selalu stabil dalam mengerjakan penjumlahan tersebut, jangan sampai selisih tinggi rendah lajur satu dengan lajur yang lainnya sangat jauh. Usahakan semua bersifat rata-rata, jangan sampai menurun. Karena intinya, yang ingin diperoleh tester pada tes Kraeplien/Paulin adalah sejauh mana ketahanan mental Anda terhadap suatu kondisi atau sejauh mana Anda bisa bekerja dengan baik ketika berada di bawah suatu tekanan keadaan.

6. Bagaimana trik mengerjakan Tes Kreaplien/Paulin? 1) Jangan habiskan energi Anda pada saat-saat awal tes dimulai karena Tes Kreaplien/Paulin akan belangsung dalam waktu lama, yaitu sekitar 45 menit. Sehingga jika Anda terlalu terfokus di waktu awal, maka energi Anda akan berangsur-angsur habis dan berakibat menurunnya grafik penjumlahan Anda. Misalnya di waktu awal tes Anda bisa menjumlahkan hingga 50 angka, namun di akhir masa tes Anda hanya bisa menjumlahkan hingga 20 angka. Hal ini bisa dibaca sebagai ‘Anda adalah calon pegawai yang kurang mampu bekerja dalam tekanan’. 2) Hindari menggunaan pensil mekanis saat mengerjakan tes model ini, melainkan gunakan pensil yang diraut 2 sisi atau gunakan ballpoint. Mengapa? Karena pada tes model ini, waktu sangatlah berharga. 2 detik yang Anda butuhkan untuk memanjangkan (reload) granit pada isi pensil mekanik, akan menghilangkan kesempatan Anda menjumlahkan 3-4 bilangan dalam deret Kreaplien/Paulin.

7. Bagaimana seharusnya mengerjakan Warteg Test? Warteg Test adalah sebuah tes menggambar yang terdiri atas delapan kotak dengan masing-masing kotak telah memiliki sebuah bentuk dasar tertentu seperti titik, garis kurva, 3 garis tegak sejajar, kotak hitam kecil, 2 garis memotong saling tegak lurus, 2 garis tegak lurus tidak memotong, 7 buat titik yang tersusun melengkung dan garis melengkung. Tipsnya adalah: 1) Urutan menggambar sebaiknya Anda kombinasikan antara urut sesuai nomor dan acak. Misalnya urutan 1,2,3,4 kemudian dilanjut dengan 8,7,6,5. Ini cara paling aman untuk semua posisi jabatan yang ditawarkan dalam lowongan kerja. Karena apabila anda menggambar berdasarkan urutan 1,2,3,4,5,6,7,8 anda dipandang Divisi HRD sebagai orang yang kaku/konservatif. Penyelesaian model ini biasanya dibutuhkan untuk posisi jabatan pekerjaan rutin, menuntut ketelitian dan tidak membutuhkan improviasi. Sedangkan apabila anda menggambar secara acak misalnya 5,7,6,8,3,2,4,1 anda akan dipandang HRD sebagai orang yang terlalu kreatif dan inovatif. Penyelesaian model ini biasanya dibutuhkan untuk posisi jabatan pekerjaan yang membutuhkan kebebasan berkreasi, dan daya imaginasi tinggi. Sehingga apabila Anda mengguakan metode penyelesaian kedua saat melamar untuk posisi backoffice di Bank, maka Anda akan dinilai sebagai seorang yang susah fokus pada rutinitas dan cenderung sulit diatur atau ‘breaking the low‘ 2) Kalau anda ber-gender lelaki jangan mulai dengan nomor 7, karena beberapa anggapan menyebutkan hal ini berpengaruh terhadap orientasi seks anda.

8. Apa yang harus saya gambar pada Draw A Man Test (DAM Test)? Tidak ada acuan khusus mengenai hal ini. Namun, berdasarkan beberapa informasi dan pengalaman saya, alangkah baiknya bila Anda bisa menggambarkan orang secara utuh (posisi badan menghadap ke depan) saat sedang beraktifitas, lengkap dengan penjelasan usia, jenis kelamin, dan jenis pekerjaan.

9. Bagaimana mengerjakan psikotes menggambar pohon yang benar? Tidak ada acuan khusus mengenai hal ini. Namun, berdasarkan beberapa informasi dan pengelaman saya, sangat disarankan untuk menggambar pohon dengan cara dan kriteria sebagai berikut: komposisi dan ukuran yang proporsional terhadap bidang gambar, jenis pohon berupa tanaman berkambium atau dikotil/dycotil (misal: pohon nangka, pohon mangga), lengkap dengan akar, serat kayu, tangkai, ranting, buah dan daun-daun yang rimbun. Jika perlu Anda bisa mengambil foto pohon tertentu dan berlatih menggambarnya secara detil.

10. Bagaimana menjawab soal pada Edwards Personal Preference Shedulue (EPPS). Tes ini terdiri atas 225 soal dengan jawaban yang dikehendaki adalah yang paling sesuai dengan kepribadian Anda. Dari puluhan soal yang diajukan tersebut, beberapa diantaranya akan dimunculkan berulang, untuk meng-cross check kebenaran jawaban Anda. EPPS digunakan untuk mengetahui 15 variable kepribadian seseorang, yaitu kemampuan berprestasi, kemampuan menyesuaikan diri, kemampuan menunaikan tugas, kebutuhan menunjukkan diri, kebutuhan untuk mandiri, kebutuhan untuk berempati, kebutuhan perhatian terhadap sesama, kebutuhan akan hubungan hubungan sosial, keinginan untuk memimpin, keinginan untuk kompromi, kebutuhan memberikan perhatian, kebutuhan akan stimulasi dari luar, kemampuan menghadapi berbagai rintangan, kebutuhan memberikan perhatian terhadap lawan jenis dan kebutuhan untuk bertentangan dengan orang lain. Terkadang Anda mungkin akan dipaksa memilih antara 2 hal yang buruk yang tidak pernah Anda lakukan, namun Anda harus menjawabnya. Misalnya: a) Saya suka menonton video porno dan b) Saya suka mengelakkan tanggung jawab dan kewajiban. Disini Anda harus menjawab ‘a’, karena memilih menyukai menonton video porno adalah masalah Anda dengan Tuhan, sedangkan mengelak dari tanggung jawab dan kewajiban akan berdampak pada produktifitas kerja perusahaan.

11. Apakah yang dimaksud dengan Adkudag V Test? Adkudag V merupakan salah satu model dari 11 jenis psikotes yang bertujuan menggali potensi dan wawasan pengetahuan umum dari calon pegawai. Pengerjaan soal psikotes model Adkudag V ini dibatasi oleh waktu, untuk itu, semakin cepat Anda mengerjakan soal per soal-nya maka semakin banyak soal yang dapat anda selesaikan yang otomatis memperbesar peluang Anda mendapatkan point/nilai yang semakin besar. Untuk lolos dan lancar dalam pengerjaan test ini, saya biasanya hanya membaca dan sedikit menghafalkan soal dan jawaban tersebut, semalam sebelum testing berlangsung. Karena pada dasarnya 40 soal ini tidak berubah dari tahun ke tahun.

12. Apakah psikotes berdampak besar terhadap suatu pekerjaan yang digelutinya? Tujuan dari psikotes adalah untuk mengetahui potensi yang dimiliki calon pegawai agar sesuai dengan posisi/lowongan jabatan yang dibutuhkan perusahaan. Sebenarnya Divisi Human Resource Development (HRD) Perusahaan atau Tester sudah bisa membaca karakter dari calon pegawainya yang tercermin dari hasil psikotes, dan bisa memutuskan dimana posisi yang tepat untuk calon pegawainya tersebut. Misalnya, untuk lowongan posisi Marketing di sebuah Bank, HRD membutuhkan calon pegawai yang pandai berkomunikasi, menyukai tugas lapangan, dan bisa bekerja dengan target. Maka seorang calon pegawai dengan hasil psikotes yang menunjukan bahwa ia introvelt (tertutup) dan tidak bisa bekerja dalam tekanan tidak mungkin ditempatkan pada posisi tersebut. Dan jika dipaksakan maka ia akan menjadi pekerja yang tidak produktif.

13. Adakah hubungan Antara Psikotes dan EQ/IQ seorang calon pegawai? Dari 11 model psikotes tersebut di atas, 6 model (Logika Aritmatika, Logika Penalaran, Analog Verbal, Kreaplien/Pauli Test, Army Alpha Intelegence Test , Deret Gambar) terkait dengan IQ Calon Pegawai khususnya kemampuan analitis dan 5 model (Wartegg Test, Draw A Man Test, Baum (Tree Test), Edwards Personal Preference Shedulue (EPPS), Adkudag V), terkait dengan EQ Calon Pegawai khususnya hubungan sosial.

14. Kalau Psikotes berupa soal cerita itu untuk mengukur apa? Bagaimana penilaiannya? Psikotes berupa soal cerita biasanya disampaikan dalam 2 format yaitu jawaban tertulis dan jawaban lisan/verbal. Psikotes soal cerita dengan format jawab tertulis biasanya digunakan untuk menilai kemampuan analisa seorang calon pegawai terhadap suatu masalah. Sedangkan Psikotes soal cerita dengan format jawab lisan, yaitu pada sesi focus group discusion, digunakan untuk menilai kemampuannya sebagai seorang problem solver dan bagaimana ia mampu mengutarakannya dalam sebuah forum diskusi dengan baik.

15. Untuk keperluan apa sajakah Psikotes tersebut? Tahap psikotes selalu dipergunakan pada seleksi penerimaan calon pegawai khususnya perusahaan perbankan (Posisi ODP Bank Mandiri, Posisi MDP Bank BCA, Posisi PPS Bank BRI, Posisi PPE Bank Niaga, Posisi ODP Bank Danamon, dan Semua Posisi Jabatan untuk Bank Pembangunan Daerah), Ujian Kenaikan Jabatan, Penerimaan Mahasiswa S2/S3 dan Seleksi Beasiswa.

Persiapkan diri dengan ragam soal psikotes Bank dan BUMN terbaru, Klik di sini...

Sumber: http://iniopiniku.com

Rahasia psikotes (1)

Rahasia psikotes - Buat orang-orang yang baru lulus kuliah kemudian melamar pekerjaan atau new job seeker lainnya, kebanyakan dari mereka menganggap bahwa tes psikologi merupakan suatu momok. Banyak yang sudah down ketika mehadapi tes psikologi itu belum ditambah lagi banyaknya para pesaing yang merebutkan posisi tersebut. Semakin profesional suatu perusahaan semakin susah tes psikologi yang akan dihadapi.

Berbagai macam tipe tes psikologi yang dilakukan. Mulai dari tes wawancara, FGD, menggambar, hitungan, pandang dimensi dan entahlah apalagi istilah orang-orang psikologi menyebutnya. Nah saya akan membagi sedikit rahasia tentang tes psikologi nih (berdasarkan pengalaman saya sendiri), mudah-mudahan membantu dan ga diamuk tim psikologi dari manapun karena saya telah membeberkannya disini, hehehe.
Biasanya pertama kali akan disuruh menceritakan tentang diri anda sendiri (kalau pesertanya banyak biasanya dibagi dalam beberapa kelompok). Ceritakanlah tentang anda sedetailnya juga tentang anggota keluarga kalian secukupnya, mulai dari berapa saudara pekerjaannya apa begitu juga dengan kedua ortu, karena kedeketan dengan anggota keluarga sangat penting bagi orang-orang psikologi

Kalau disuruh menggambar orang, gambarlah diri anda sendiri. Jangan menggambar orang lain apalagi kartun. nanti akan disuruh menulis ‘siapakah yang anda gambar? dan umurnya berapa serta apa yg sedang dia lakukan?” nah, kalian bisa mejawab dengan mudah dan berarti anda sangat mengenali diri anda sendiri.

Biasanya ada saja cara tim psikologi untuk ngetes kujujuran pesertanya. Misal ada 50 soal, ternyata nomor 49 mereka sudah menghentikannya. Jadi jangan pernah menyolong start untuk mengisi soal no 50 walaupun sudah tahu jawabannya.

Denger-denger juga nih, kalau waktu anda ditanya dan butuh waktu buat berpikir, sebaiknya sambil berpikir mata anda tetap fokus ke orang yang bertanya atau kalau mau melirik, meliriklah kearah sebelah kanan, jangan ke arah sebelah kiri.

Intinya setiap tes yang dilakukan penuh dengan arti. Semoga saja apa yang dikerjakan bukanlah suatu yang fatal sehinga bisa lolos tes psiko tersebut. Pe-De aja lagi menghadapi tes psikologi.

Baca juga artikel menarik lainnya di Contoh Soal Psikotes Bank dan BUMN

Contoh Soal psikotes konsistensi logis dan konsistensi sekuens

Soal psikotes konsistensi logis dan konsistensi sekuens  - Di bawah ini disebelah kiri ada 4 kelompok gambar, dan disebelah kanan ada 4 kelompok gambar. Carilah kelanjutan dari gambar sebelah kanan yang mempunyai hubungan logis dengan sebelah kiri, baik logis dalam konsistensi atau logis dalam sekuens.

Konsistensi logis dan konsistensi sekuens


Konsistensi logis dan konsistensi sekuens


Konsistensi logis dan konsistensi sekuens

Konsistensi logis dan konsistensi sekuens

Masih banyak lagi soal-soal psikotes gambar lainnya. Baca di sini...